"Our happiness is greatest when we contribute most to the happiness of others.”- Harriet Shepard

Minggu, 19 Mei 2013

Tujuh Keajaiban Dunia

Sekelompok siswa kelas geografi sedang mempelajari "Tujuh Keajaiban Dunia." Pada awal dari pelajaran, mereka diminta untuk membuat daftar apa yang mereka pikir merupakan "Tujuh Keajaiban Dunia" saat ini. Walaupun ada beberapa ketidak-sesuaian, sebagian besar daftar berisi;
1) Piramida
2) Taj Mahal
3) Tembok Besar Cina
4) Menara Pisa
5) Kuil Angkor
6) Menara Eiffel
7) Kuil Parthenon
Ketika mengumpulkan daftar pilihan, sang guru memperhatikan seorang pelajar, seorang gadis yang pendiam, yang belum mengumpulkan kertas kerjanya. Jadi, sang guru bertanya kepadanya apakah dia mempunyai kesulitan dengan daftarnya.
Gadis pendiam itu menjawab,
"Ya, sedikit. Saya tidak bisa memilih karena sangat banyaknya."
Sang guru berkata, "Baik, katakan pada kami apa yang kamu miliki, dan mungkin kami bisa membantu memilihnya."
Gadis itu ragu sejenak, kemudian membaca, "Saya pikir, "Tujuh Keajaiban Dunia" adalah,
1) Bisa melihat,
2) Bisa mendengar,
3) Bisa menyentuh,
4) Bisa menyayangi,
Dia ragu lagi sebentar, dan kemudian melanjutkan,
5) Bisa merasakan,
6) Bisa tertawa,
7) Dan, bisa mencintai
Ruang kelas tersebut sunyi seketika. Alangkah mudahnya bagi kita untuk melihat pada eksploitasi manusia dan menyebutnya "keajaiban". Sementara kita lihat lagi semua yang telah Tuhan karuniakan untuk kita, kita menyebutnya sebagai "biasa". Semoga anda hari ini diingatkan tentang segala hal yang betul-betul ajaib dalam kehidupan anda.

Rabu, 13 Maret 2013

Setiap Langkah adalah Anugerah


Seorang profesor di undang untuk berbicara di sebuah basis militer. Di sana ia bertemu seorang prajurit yang tak akan pernah di lupakannya, bernama Harry.
Harry yang di kirim untuk menjemput professor di bandara. Setelah saling memperkenalkan diri, mereka menuju ke tempat pengambilan kopor. Ketika berjalan keluar, Harry sering menghilang. Banyak hal yang di lakukannya. Ia membantu seorang wanita tua yang kopornya jatuh. Kemudian mengangkat anak kecil agar dapat melihat pemandangan. Ia juga menolong orang yang tersesat dan menunjukan arah jalan yang benar. Setiap kali, ia kembali ke sisi profesor dengan senyumnya menghiasi wajahnya.
“Darimana anda belajar hal-hal seperti itu?”, tanya sang professor. “Oh”, kata Harry. “Selama perang, saya kira”. Lalu ia menuturkan kisah perjalanan tugasnya di Vietnam. Juga saat tugasnya membersihkan ladang ranjau, dan bagaimana dia harus menyaksikan satu persatu temannya tewas terkena ledakan ranjau di depan matanya.
“Saya belajar untuk hidup diantara pijakan setiap langkah”, katanya. “Saya tak pernah tahu apakah langkah selanjutnya merupakan pijakan terakhir, sehingga saya belajar untuk melakukan segala sesuatu yang sanggup saya lakukan tatkala mengangkat dan memijakkan kaki. Setiap langkah yang saya ayunkan merupakan dunia baru, dan saya kira sejak saat itulah saya menjalani kehidupan seperti ini”.
Kelimpahan hidup tidak dapat ditentukan dengan berapa lama kita hidup, tetapi sejauh mana kita menjalani kehidupan yang berkualitas.

www.iphincow.wordpress.com

Arloji Yang hilang


Ada seorang tukang kayu. Suatu saat ketika sedang berkerja, secara tak disengaja arlojinya terjatuh dan terbenam diantara tingginya tumpukan serbuk kayu. Arloji itu adalah sebuah hadiah dan telah dipakainya cukup lama. Ia amat mencintai arloji tersebut. Karenanya ia berusaha sedapat mungkin untuk menemukan kembali arlojinya. Sambil mengeluh mempersalahkan keteledoran diri sendiri si tukang kayu itu membongkar tumpukan serbuk yang tinggi itu. Teman-teman pekerja yang lain juga turut membantu mencarinya. Namun sia-sia saja. Arloji kesayangan itu tetap tak ditemukan.....
Tibalah saat makan siang. Para pekerja serta pemilik arloji tersebut dengan semangat yang lesu meninggalkan bengkel kayu tersebut. Saat itu seorang anak yang sejak tadi memperhatikan mereka mencari arloji itu, datang mendekati tumpukan serbuk kayu tersebut. Ia menjongkok dan mencari. Tak berapa lama berselang Ia telah menemukan kembali arloji kesayangan si tukang kayu tersebut. Tentu si tukang kayu itu amat gembira. Namun ia juga heran, karena sebelumnya banyak orang telah membongkar tumpukan serbuk namun sia-sia. Tapi anak ini cuma seorang diri saja dan berhasil menemukan arloji itu. “Bagaimana caranya engkau mencari arloji ini ?”, tanya si tukang kayu. “Saya hanya duduk secara tenang di lantai. Dalam keheningan itu saya bisa mendengar bunyi tik-tak, tik-tak. Dengan itu saya tahu dimana arloji itu berada “, jawab anak itu.

Keheningan adalah pekerjaan rumah yang paling sulit diselesaikan selama hidup. Sering secara tidak sadar kita terjerumus dalam seribu satu macam “kesibukan dan kegaduhan”. Ada baiknya kita menenangkan diri kita terlebih dahulu sebelum mulai melangkah menghadapi setiap permasalahan. “Segenggam ketenangan lebih baik daripada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin.” (Pengkhotbah 4:6)

Senin, 21 Januari 2013

Jangan Menilai Seseorang Dari Bajunya


Seorang wanita yang mengenakan gaun pudar menggandeng suaminya yang berpakaian sederhana dan usang, turun dari kereta api di Boston, dan berjalan dengan malu-malu menuju kantor Pimpinan Harvard University.

Mereka meminta janji. Sang sekretaris Universitas langsung mendapat kesan bahwa mereka adalah orang kampung, udik, sehingga tidak mungkin ada urusan di Harvard dan bahkan mungkin tidak pantas berada di Cambridge.

“Kami ingin bertemu Pimpinan Harvard”, kata sang pria lembut. “Beliau hari ini sibuk,” sahut sang Sekretaris cepat. “Kami akan menunggu,” jawab sang wanita.

Selama 4 jam sekretaris itu mengabaikan mereka, dengan harapan bahwa pasangan tersebut akhirnya akan patah semangat dan pergi. Tetapi nyatanya tidak. Sang sekretaris mulai frustrasi, dan akhirnya memutuskan untuk melaporkan kepada sang pemimpinnya.

“Mungkin jika Anda menemui mereka selama beberapa menit, mereka akan pergi,” katanya pada sang Pimpinan Harvard. Sang pimpinan menghela nafas dengan geram dan mengangguk. Orang sepenting dia pasti tidak punya waktu untuk mereka. Dan ketika dia melihat dua orang yang mengenakan baju pudar dan pakaian usang di luar kantornya, rasa tidak senangnya sudah muncul.

Sang Pemimpin Harvard, dengan wajah galak menuju pasangan tersebut. Sang wanita berkata padanya, “Kami memiliki seorang putra yang kuliah tahun pertama di Harvard. Dia sangat menyukai Harvard dan bahagia di sini. Tetapi setahun yang lalu, dia meninggal karena kecelakaan. Kami ingin mendirikan peringatan untuknya, di suatu tempat di kampus ini, bolehkan?” tanyanya, dengan mata yang menjeritkan harap.

Sang Pemimpin Harvard tidak tersentuh, wajahnya bahkan memerah. Dia tampak terkejut. “Nyonya,” katanya dengan kasar, “Kita tidak bisa mendirikan tugu untuk setiap orang yang masuk Harvard dan meninggal. Kalau kita lakukan itu, tempat ini sudah akan seperti kuburan.”

“Oh, bukan,” Sang wanita menjelaskan dengan cepat, “Kami tidak ingin mendirikan tugu peringatan. Kami ingin memberikan sebuah gedung untuk Harvard.”

Sang Pemimpin Harvard memutar matanya. Dia menatap sekilas pada baju pudar dan pakaian usang yang mereka kenakan dan berteriak, “Sebuah gedung?! Apakah kalian tahu berapa harga sebuah gedung ?! Kami memiliki lebih dari 7,5 juta dolar hanya untuk bangunan fisik Harvard.”

Untuk beberapa saat sang wanita terdiam. Sang Pemimpin Harvard senang. Mungkin dia bisa terbebas dari mereka sekarang. Sang wanita menoleh pada suaminya dan berkata pelan, “Kalau hanya sebesar itu biaya untuk memulai sebuah universitas, mengapa tidak kita buat sendiri saja?” Suaminya mengangguk. Wajah sang Pemimpin Harvard menampakkan kebingungan.

Mr. dan Mrs. Leland Stanford bangkit dan berjalan pergi, melakukan perjalanan ke Palo Alto, California, di sana mereka mendirikan sebuah Universitas yang menyandang nama mereka, sebuah peringatan untuk seorang anak yang tidak lagi diperdulikan oleh Harvard. Universitas tersebut adalah Stanford University, salah satu universitas favorit kelas atas di AS.

Stanford secara konsisten berada dalam jajaran universitas terbaik di dunia, baik dalam hal pengajaran sekaligus penelitian. Majalah U.S. News and World Report  menempatkan Stanford pada peringkat 5 dunia untuk program sarjananya tahun 2009. Stanford juga ditempatkan pada peringkat 3 di dunia untuk universitas penelitian terbaik oleh Academic Ranking of World Universities tahun 2010. Pemeringkat lainnya, Times Higher Education World University Rankings, menempatkan Stanford di posisi ke-4 dunia sebagai universitas penelitian terbaik tahun 2010.

Kita, seperti pimpinan Harvard seringkali silau oleh baju. Padahal, baju hanyalah bungkus, apa yang disembunyikannya, kadang sangat tak ternilai. Jadi, janganlah kita selalu abai, karena baju acap menipu.


Selasa, 27 November 2012

Morning Dwe



This letter, written by Vietnamese immigrant Ha Minh Thanh  working in Fukushima as a policeman to a friend in Vietnam, was   posted on New America Media on March 19. It is a testimonial to   the strength of the Japanese spirit, and an interesting slice of life near the epicenter of Japan’s crisis at the Fukushima    nuclear power plant. It was translated by NAM editor Andrew Lam, author of "East Eats West: Writing in Two Hemispheres." Shanghai Daily condensed it.                                             

Brother, .........How are you and your family? These last few days, everything was   in chaos. When I close my eyes, I see dead bodies. When I open my eyes, I also see dead bodies.  Each one of us must work 20 hours a day, yet I wish there were 48 hours in the day, so that we could continue helping and rescuing folks.                                                          
We are without water and electricity, and food rations are near  zero. We barely manage to move refugees before there are new orders to move them elsewhere.  I am currently in Fukushima, about 25 kilometers away from the nuclear power plant. I have so much to tell you that if I could   write it all down, it would surely turn into a novel about human relationships and behaviors during times of crisis.  People here remain calm - their sense of dignity and proper behavior are very good - so things aren't as bad as they could be. But given another week, I can't guarantee that things won't   get to a point where we can no longer provide proper protection   and order.  They are humans after all, and when hunger and thirst override dignity, well, they will do whatever they have to do. The government is trying

Minggu, 25 November 2012

Malaikat Pelindung


Suatu ketika, ada seorang bayi yang siap untuk dilahirkan. Maka, ia bertanya kepada Tuhan. "Ya Tuhan, Engkau akan mengirimku ke bumi. Tapi, aku takut, aku masih sangat kecil dan tak berdaya. Siapakah nanti yang akan melindungiku disana?".
Tuhanpun menjawab. "Diantara semua malaikat-Ku, Aku akan memilih seorang yang khusus untukmu. Dia akan merawatmu dan mengasihimu." Si kecil bertanya lagi, "Tapi, disini, di surga ini, aku tak berbuat apa-apa, kecuali tersenyum dan bernyanyi. Semua itu cukup membuatku bahagia. Tuhanpun menjawab, "Tak apa, malaikatmu itu, akan selalu menyenandungkan lagu untukmu, dan dia akan membuatmu tersenyum setiap hari. Kamu akan merasakan cinta dan kasih sayang, dan itu semua pasti akan membuatmu bahagia." Namun si kecil bertanya lagi, "Bagaimana aku bisa mengerti ucapan mereka, jika aku tak tahu bahasa yang mereka pakai?
Tuhanpun menjawab, "Malaikatmu itu, akan membisikkanmu kata-kata yang paling indah, dia akan selalu sabar ada disampingmu, dan dengan kasihnya, dia akan mengajarkanmu berbicara dengan bahasa manusia." Si kecil bertanya lagi, "Lalu, bagaimana jika aku ingin berbicara padamu, ya Tuhan?"
Tuhanpun kembali menjawab, "Malaikatmu itu, akan membimbingmu. Dia akan menengadahkan tangannya bersamamu, dan mengajarkanmu untuk berdoa." Lagi-lagi, si kecil menyelidik, "Namun, aku mendengar, disana, ada banyak sekali orang jahat, siapakah nanti yang akan melindungiku?
Tuhanpun menjawab, "Tenang,

Kamis, 01 Maret 2012

Memberi dan Menerima


Alkisah ada seorang anak berumur belasan tahun bernama Clark. yang pada suatu malam akan menonton sirkus bersama ayahnya. Ketika tiba di loket, Clark dan Ayahnya mengantri di belakang serombongan keluarga besar yang terdiri dari Bapak, Ibu dan 8 orang anaknya. Keluarga tadi terlihat bahagia malam itu dapat menonton sirkus. Dari pembicaraan yang terdengar oleh Clark dan Ayahnya, Clark tahu bahwa Bapak ke-8 anak tadi telah bekerja ekstra untuk dapat mengajak anak-anaknya menonton sirkus malam itu. Namun, ketika sampai di loket dan hendak membayar, wajah Bapak 8 anak tadi nampak pucat pasi. Ternyata uang 40 dollar yang telah dikumpulkannya dengan susah payah, tidak cukup untuk membayar tiket untuk 2 orang dewasa dan 8 anak yang total harganya 60 dollar.

Pasangan suami istri itu pun saling berbisik, bagaimana harus mengatakan kepada anak2 mereka bahwa malam itu mereka batal nonton sirkus karena uangnya kurang. Sementara anak2 nya tampak begitu gembira dan sudah tidak sabar untuk segera masuk ke sirkus. Tiba2 Ayah Clark menyapa Bapak 8 anak tadi dan berkata:

Jumat, 02 Desember 2011

Cinta Seorang Anak

Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki, wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku, memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain saja.
Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya menamainya Angelica. Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga Sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan
membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah.
Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu menuruti perkataan saya. Saat usia Angelica 2 tahun, Sam

Selasa, 22 November 2011

Barang Paling Berharga


Di kota Weinsberg – Jerman terdapat sebuah benteng kuno yang saat ini merupakan satu daerah tujuan wisata. Menurut Legenda, pada tahun 1141, pasukan musuh mengepung benteng dan mengisolasi penduduk kota didalamnya. Untuk alasan kemanusiaan, komandan musuh mengirim pesan ke dalam benteng bahwa sebelum dia menyerang secara besar-besaran, dia akan membiarkan wanita dan anak-anak meninggalkan benteng dan pergi bebas.
Setelah negosiasi berkali-kali, akhirnya komandan musuh menyetujui untuk membiarkan wanita dan anak-anak membawa barang paling berharga yang dimilikinya, tetapi dengan syarat bahwa barang tersebut harus mereka bawa sendiri. Pada hari dan saat yang ditentukan, komandan musuh dan para anak buahnya tercengang dan terkejut. Ternyata, para wanita mulai berbaris ke luar benteng dengan menggendong suami mereka di punggungnya masing-masing.

Legenda Benteng kota Weinsberg

Rabu, 16 November 2011

Pada Sebuah Jembatan

Pada suatu malam, seorang pria berdiri diatas suatu jembatan baja, 500 kaki (sekitar 152 meter) diatas sungai yang deras. Pria itu menyalakan rokok terakhirnya – sebelum bunuh diri.
Tidak ada jalan lain. Dia telah mencoba segala hal untuk mencapai kebahagiaan. Dia telah mencicipi segala kenikmatan nafsu, petualangan, perjalanan, minum dan obat-obatan. Tapi semua gagal. Dan kegagalan terakhir adalah perkawinannya. Tak ada seorangpun wanita yang tahan hidup bersamanya selama beberapa bulan. Dia terlalu menuntut. Dia merasa tidak pantas diperlakukan seperti manusia. Maka sungai akan menjadi tempat yang paling baik baginya.
Seorang gelandangan tiba-tiba lewat, melihatnya dan berkata,”Pak, beri saya 1 dollar dong untuk beli kopi,” Pria itu tersenyum. 1 Dollar tidak ada artinya.”Saya punya lebih dari itu.” Dia mengambil dompetnya. “Ini, ambil semua.”
“Lho, kenapa semua ?” tanya gelandangan itu. “Tidak apa-apa. Saya tidak membutuhkan lagi ditempat yang akan saya tuju.” Jawabnya sambil melirik kearah sungai dibawah jembatan.
Gelandangan itu membuka dompetnya. Memegang uang sejenak. Lalu katanya,”Oh tidak. Tidak jadi. Saya memang seorang pengemis, tetapi saya bukan seorang pengecut. Dan saya tidak akan mengambil uang seorang pengecut. Bawa saja uangmu -  kedalam sungai itu.” Gelandangan itu menghamburkan uang itu kelantai. Lalu segera pergi. “Dag…dag… pengecut.”
Pria yang hendak bunuh diri itu terpana. Tiba-tiba dia sangat ingin bahwa gelandangan itu mau menerima uang darinya. Dia ingin memberi, tetapi tidak bisa. Memberi !!! Dia tidak pernah mencoba hal ini sebelumnya. Memberi dan menjadi bahagia…..Dia memandang sungai itu untuk terakhir kalinya….dan berpaling darinya, lalu pergi mengejar gelandangan tadi…..

Christopher Notes

Rabu, 09 November 2011

Terima Kasih, Maaf, Tolong


Kisah disebuah pesta perpisahan sederhana pengunduran diri seorang direktur. Diadakan sebuah sesi acara penyampaian pesan, kesan & kritikan dari anak buah kepada mantan atasannya yang segera memasuki masa pension. Karena waktu yang terbatas, kesempatan tersebut dipersilahkan dinyatakan dalam bentuk tulisan. Diantara pujian dan kesan yang diberikan, dipilh dan dibingkai untuk diabadikan kemudian dibacakan di acara tersebut, yakni sebuah catatan dengan gaya tulisan coretan dari seorang office boy yang telah bekerja cukup lama di perusahaan itu.

Dia menulis sebagai berikut: “Yang terhormat pak Direktur. Terima kasih karena bapak telah mengucapkan kata “Tolong” setiap kali Bapak memberi tugas yang sebenarnya adalah tanggung jawab saya. Terima kasih pak Direktur karena Bapak telah mengucapkan “Maaf” saat Bapak menegur, mengingat dan berusaha memberitahu setiap kesalahan yang telah diperbuat karena Bapak ingin saya merubahnya menjadi kebaikan. Terima kasih pak Direktur karena Bapak selalu mengucapkan “Terima Kasih” kepada saya atas hal-hal kecil yang telah saya kerjakan untuk bapak. Terima kasih pak Direktur atas semua penghargaan kepada orang kecil seperti saya sehingga saya bisa tetap bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan kepala tegak, tanpa merasa direndahkan dan dikecilkan. Sampai kapanpun bapak adalah pak Direktur buat saya. Terima kasih sekali lagi. Semoga Tuhan merestui jalan dimanapun pak Direktur berada. Amin

Setelah sejenak keheningan menyelimuti ruangan itu, serentak tepuk tangan menggema memenuhi ruangan. Diam-2 pak Direktur mengusap genangan airmata di sudut mata tuanya, terharu mendengar ungkapan hati seorang office boy yang selama ini dengan setia melayani kebutuhan seluruh isi kantor.


Tiga kata “Terima Kasih, Maaf, Tolong” adalah kalimat pendek yang sangat sederhana tapi mempunyai dampak yang positif. Dengan mampu menghargai orang minimal kita telah menghargai diri kita sendiri.

Senin, 07 November 2011

Impian Seorang Manusia Lumpuh


Tennese adalah salah satu daerah yang terletak di Amerika, disinilah pernah dilahirkan kedunia seorang manusia yang sangat luar biasa. Terlahir prematur dan kondisi lemah. kondisi badannya sangatlah lemah. Orangtuanya berasal dari keluarga miskin. Ayahnya adalah seorang penjaga pintu kereta api dan ibunya bekerja sebagai pembantu. Dia adalah anak ke-20 dari 22 anak bersaudara. Pada umur 4 tahun dia malah terkena penyakit radang paru-paru kronis dan tubuhnya lumpuh terkena polio, dua penyakit maut yang sangat mematikan saat itu sampai dua kakinya harus memakai penyangga.
Di samping anak ini ada seorang yang tak kalah luar biasanya yang selalu menyayangi, mencintai dan selalu menghiburnya bahkan memberi dorongan dan semangat. “Walaupun kamu mempunyai kaki yang lemah dan harus menggunakan penyangga, kamu dapat melakukan apapun yang kamu inginkan dan impikan dalam hidup” kata ibunya kepadanya di suatu kesempatan. Yang kamu butuhkan hanyalah keyakinan, ketekunan, keberanian dan semangat pantang menyerah. Dan petuah dari ibunyalah cikal bakal lahirnya seorang manusia luar biasa, seorang manusia pejuang, yang dengan gagah berani menatap hidup didepannya yang mungkin bagi orang lain itu sebuah “kemustahilan”.
Di usia sembilan tahun ia memutuskan melepas penyangga di kedua kakinya. padahal saat itu dokter melarangnya dan mengatakan

Rabu, 28 September 2011

Inipun Akan Berlalu


Raja Salomo adalah seorang raja yang terkenal akan kebijaksanaannya................
Pada suatu hari, sang raja meminta kepada tukang emasnya yang sudah tua renta untuk menuliskan sesuatu didalam cincinnya. Raja berpesan : ”Tuliskanlah sesuatu yang bisa kamu simpulkan dari seluruh pengalaman dan perjalanan hidupmu, supaya itupun bisa menjadi pelajaran untuk hidup saya.”
Berbulan-bulan si tukang emas yang tua itu membuat cincinnya, lalu lebih sulitnya menuliskan apa yang penting di cincin emas yang kecil itu. Akhirnya setelah berdoa dan berpuasa, si tukang emas itupun menyerahkan cincinnya pada sang raja. Dengan tersenyum, sang raja membaca tulisan kecil di cincin itu. Bunyinya,” DAN YANG INIPUN AKAN BERLALU.”
Awalnya sang raja tidak terlalu paham dengan apa yang tertulis disana. Tapi suatu ketika tatkala menghadapi persoalan kerajaan yang pelik, akhirnya ia membaca tulisan di cincin itu dan iapun menjadi lebih tenang. “Dan inipun akan berlalu !”  Dan tatkala ia sedang bersenang-senang, iapun tak sengaja membaca tulisan di cincin itu, lantas ia menjadi rendah hati kembali.

Betul, ketika anda lagi punya masalah besar ataupun sedang lagi kondisi terlalu gembira, ingatlah kalimat itu, “Dan inipun akan berlalu !” (These too, will pass). Kalimat ini, kalau direnungkan dengan bijak akan mengantarkan kita pada keseimbangan hidup. Tidak ada satupun yang langgeng. Jadi, ketika anda punya masalah, tidaklah perlu terlalu bersedih. Tapi tatkala anda lagi senang, jangan terlalu kelewat senang.
Ingatlah…apapun yang kau hadapi saat ini, semuanya akan berlalu…..

Rabu, 14 September 2011

Penuh Sesak


Ada seorang Bapak mengeluh kepada seorang Rabi.
Bapak : “ Kamarku penuh sesak, hidup satu kamar dengan istri, anak, keponakan dan mertua. Tolong berikan nasehat kepadaku."
Rabi   :  “Aku akan memberi nasehat kepadamu, berjanjilah kamu untuk melaksanakannya."
Bapak :  “ Ya, aku berjanji. Sungguh aku akan melaksanakannya."
Rabi    :  “ Ada berapa ekor hewan piaraanmu ?"
Bapak :  “ Kambing ada 1, ayam ada 6 dan seekor babi."
Rabi    :  “Sekarang masukkan semua kedalam kamarmu, lalu perlahan-lahan setiap hari keluarkan satu persatu binatang itu  dan engkau boleh kembali minggu depan."
Setelah seminggu bapak itu kembali dan berkata : "Sekarang kamar saya luas, enak seperti surga. Betapa aku ini beruntung ........".

Anthonny De Mello

Selasa, 23 Agustus 2011

Hadiah Terindah

"Bisa saya melihat bayi saya ?" pinta seorang ibu yang baru melahirkan penuh kebahagiaan. Ketika gendongan itu berpindah ke tangannya dan ia membuka selimut yang membungkus wajah bayi lelaki yang mungil itu, ibu itu menahan nafasnya. Bayi itu dilahirkan tanpa kedua belah telinga!

Waktu membuktikan bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan buruk.



Suatu hari anak lelaki itu bergegas pulang ke rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan sang ibu yang menangis. Ia tahu hidup anak lelakinya penuh dengan kekecewaan dan tragedi. Anak lelaki itu terisak-isak berkata, "Seorang anak laki-laki besar mengejekku. Katanya, aku ini makhluk aneh."
Anak lelaki itu tumbuh dewasa. Ia cukup tampan dengan cacatnya. Ia pun disukai teman-teman sekolahnya. Ia juga mengembangkan bakatnya di bidang musik dan menulis. Ia ingin sekali menjadi ketua kelas.