
Anak lelaki itu tumbuh dewasa. Ia cukup tampan dengan cacatnya. Ia pun disukai teman-teman sekolahnya. Ia juga mengembangkan bakatnya di bidang musik dan menulis. Ia ingin sekali menjadi ketua kelas.
“Batu permata apa ?” Tanya sannyasi. “Tadi malam dewa Shiwa menampakkan diri dalam mimpiku “, kata penduduk desa itu. “Ia berkata kepadaku, jika aku pergi ke perbatasan desa di waktu senja, aku akan bertemu seorang sannyasi. Ia akan memberiku sebuah batu permata. Lalu aku akan menjadi kaya raya selama-lamanya.
Sannyasi itu merogoh kantongnya dan mengeluarkan sebuah batu. “Barangkali inilah yang dimaksudkannya . “ katanya sambil menyerahkan batu itu kepada penduduk desa. “Batu ini kutemukan di jalan kecil di hutan beberapa hari yang lalu. Tentu saja anda boleh memilikinya.”
Orang desa memandang batu itu penuh rasa kagum. Batu itu adalah intan. Barangkali intan terbesar di dunia, sebesar kepala manusia. Ia menerima intan itu lalu pergi. Semalaman ia gelisah, tidak dapat tidur. Pagi harinya, waktu fajar menyingsing, ia membangunkan sannyasi itu. Katanya kepadanya: “Berilah aku kekayaan, yang membuat anda rela menghadiahkan intan itu dengan begitu mudah.”
Anthony De Mello, S.J.
Suatu hari Tuhan merasa sangat lelah dan ingin cuti. Maka ia mengumpulkan penasehat-penasehatnya untuk dimintai nasehat dimana Tuhan dapat beristirahat tanpa diganggu orang. Penasehat pertama mengatakan: “ Di puncak gunung yang sangat tinggi”. Tapi sekarang banyak orang pergi kesana juga. Penasehat kedua mengusulkan: “Pergilah ke dasar laut disana pasti manusia tidak bisa mengganggu dengan permintaan-permintaannya”. Tetapi banyak pula manusia bisa menyelam kesana. Akhirnya, malaikat Gabriel mengusulkan (dia berbisik agar yang lain tidak mendengar): “Tuhan, pergilah ketempat yang pasti manusia tidak akan menduga kalau Engkau ada disitu !“. Dimana ? Di dasar hati manusia. Sejak saat itu Tuhan bersembunyi didalam hati manusia.
Bila anda akan mencari damai, carilah Tuhan dalam hati anda. Kembalilah pada hati anda sekarang juga. Damai bukan masalah tempat atau suasana. Orang mengatakan didesa suasana damai. Tetapi bila anda berdosa, misalnya: membunuh, maka anda tidak lagi merasa damai. Damai adalah kualitas hati didalam diri, bukan sesuatu diluar diri anda. Seperti ikan kembali ke air, sekarang kita harus berani kembali ke dalam diri kita sendiri.